Jakarta, 9 November 2016 – Inspiring Business Talk (IB Talk) merupakan seri seminar rutin yang diselenggarakan oleh program Magister Manajemen Universitas Prasetiya Mulya dalam bentuk sharing session yang bertujuan untuk memberikan insight yang inspiratif bagi para profesional yang ingin meningkatkan knowledge dan kompetensi mereka di bidang bisnis. Seri seminar IB Talk sudah terselenggara sejak tahun 2011 dan selalu mengangkat tema terkait isu-isu bisnis terkini. IB Talk kali ini diselenggarakan pada tanggal 9 November 2016, bertempat di 100 Eatery, Century Park Hotel dengan judul “Decision Under Fundamental Changes”.
Pada seri IB Talk kali ini, Magister Manajemen Universitas Prasetiya Mulya mengundang dua keynote speaker, yaitu :
1. Prof. Sammy Kristamuljana, Ph.D
Professor di bidang Strategic Management
Senior Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya
Komisaris Independen di salah satu Bank Bursa Efek Indonesia.
2. Ahmad Bambang
Downstream COO PT. Pertamina (Persero)
Acara yang dipandu oleh Henry Pribadi, Ph.D selaku moderator, membahas mengenai strategi apa yang dapat diterapkan perusahaan untuk dapat bertahan dalam berbagai perubahan-perubahan fundamental yang terjadi saat ini baik di internal maupun eksternal perusahaan. Saat ini telah terjadi peningkatan pada jumlah perusahaan yang gagal mencapai tujuan akhirnya akibat hantaman dari berbagai tantangan yang harus dilewati untuk dapat bertahan sekaligus tetap memperkuat posisinya di tengah kondisi bisnis dan ekonomi yang serba tidak menentu.
Prof. Sammy Kristamuljana, Ph.D, dalam seminar ini menjelaskan bahwa terdapat dua penyebab utama sebuah kegagalan para strategis di perusahaan yang menjalankan manajemen strategik yaitu tidak adanya kedisiplinan manajemen stratejik dan terjadinya fundamental changes. Berbagai dampak dapat ditimbulkan dari adanya fundamental changes dalam perusahaan, mulai dari lingkungan pasar perusahaan sampai dengan harapan para pemangku kepentingan perusahaan yang semakin berkembang. Faktor-faktor ini adalah penyebab sebuah perusahaan akan selalu dalam posisi yang terdesak.
Pemaparan dari sisi praktisi, yaitu oleh Ahmad Bambang mengenai perubahan-perubahan mendasar yang pernah dilakukan Pertamina menuju apa yang disebutnya sebagai ‘revolusi’. Sepanjang tahun 2015, Pertamina terus berusaha merubah kondisi yang sebelumnya sempat membuat kerugian menjadi profit. Beragam program saat itu dilancarkan oleh Pertamina, salah satunya termasuk “D’gil Marketing – Ide Gila”. Akibat program inilah Pertamina mampu menaikkan level kualitas dan kuantitas dari kreatifitas serta inovasi di bidang operation dan marketing-nya. Ia menjelaskan juga rencana Pertamina dari tahun 2016 ini menuju 2020 dimana ia menjelaskan mengenai “Spiritual Marketing- Marketing berkah, berkah, berkah”. Sampai saat ini Pertamina telah menaikkan profitnya dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2016 ini, Pertamina telah menaikkan profit sebesar 122% dari tahun 2015 dan akan terus berusaha untuk tetap memperkuat profitnya di tahun mendatang dengan “target gila” yang disebutkan sebelumnya sebesar 144% .
Pemaparan dari Pertamina menyelaraskan penjelasan dari Prof. Sammy Kristamuljana mengenai alasan sebuah perusahaan melakukan diversifikasi. Dimana ‘increasing market power’ menjadi ‘most power to create value’. Dalam menutup presentasinya, Prof. Sammy memberikan kesimpulannya dimana Manajemen Strategik model resultan adalah untuk membuat keputusan di tengah situasi perubahan yang fundamental. Tidak menggantikan tetapi melengkapi proses manajemen stratejik yang biasa dijalankan perusahaan. Hal ini tentunya dapat juga menjadi referensi dan insight bagi banyak pelaku bisnis lain dalam menghadapi persaingan ketat antar perusahaan yang mungkin tengah dihadapi dan atau akan kita hadapi juga di masa mendatang.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Marketing & Customer Relations Graduate Program
MM Universitas Prasetiya Mulya
Kampus Cilandak, Jl. R.A Kartini, TB Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta 12430
T +62 21 7500 463 ext. 1006
E akira.maris@pmbs.ac.id