JAKARTA, KOMPAS — Direktur Jenderal Kelembagaam Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek dan Dikti, Patdono Suwignjo, mengatakan perguruan tinggi (PT) punya peran penting untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan inovasi. Untuk menuju negara yang ekonominya berbasis inovasi, PT harus berperan juga dalam pertumbuhan ekonomi dengan menghasilkan inovasi.
Demikian disampaikan dalam seminar nasional bertajuk Pembaruan Pendidikan Tinggi (PT) Indonesia yang digelar Universitas Prasetiya Mulya dan Persatuan Guru Besar Indonesia di Jakarta, Kamis (30/3). Seminar yang dihadiri berbagai guru besar/profesor dari beragam perguruan tinggi dilaksakan untuk memberikan masukan bagi peningkatan peran PT di Indonesia.
“Untuk menuju PT yang mampu menghasilkan inovasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi tidak mudah. Tantangan di Indonesia pelik, karena jumlah PT terlalu banyak, namun komposisi dan mutunya belum sesuai harapan,” ujar Patdono.
Sebelumnya di acara yang sama, Rektor Universitas Prasetiya Mulya (UPM), Djisman Simanjuntak, mengatakan, perguruan tinggi Indonesia harus mampu berperan untuk mengeluarkan negeri ini dari perangkap kesedangan. Peran perguruan tinggi tidak cukup sekadar menghasilkan lulusan yang siap bekerja, namun jauh lebih penting yang mampu berpikir kritis untuk dapat mencari pilihanpilihan dalam memecahkan berbagai persoalan bangsa dan dunia.
“Puluhan tahun, negara kita bergumul untuk keluar dari perangkap negara ekonomi sedang. Sementara tetangga kita semakin banyak yang meninggalkan Indonesia,” kata Djisman. Menurut Djisman, China sudah jauh meninggalkan Indonesia. Vietnam sedang dalam proses untuk semakin maju. “Jika kita tidak juga bangun atau menyadari kondisi kita, Indonesia pun bisa ditinggalkan Kamboja yang pertumbuhan ekonominya sudah tujuh persen/tahun, Indonesia masih sekitar 5 persen. Karena itu, Indonesia harus meningkatkan kecepatannya dalam membenahi diri. Disinilah, PT harus mengambil peran baru,” papar Djisman.
Menurut Patdono, Indonesia punya sebanyak 4.529 PT, yang 88 persen PT akademik dan sisanya vokasi. Jumlah PT di Indonesia misalnya, lebih banyak dari yang dimiliki Uni Eropa maupun China. Namun, sekitar 70 persen masuk kategori PT “gurem” yang tidak mampu menjalankan peran PT yang diharapkan untuk mendorong daya saing bangsa.
Guru Besar Universitas Prasetya Mulya Djoko Wintoro mengatakan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa masih harus terus diperjuangkan. Dalam upaya pembaruan PT Indonesia dihimpun masukan-masukan mulai dari pembaruan peran pendidikan tinggi Indonesia, pembaruan pendidikan di perguruan tinggi, pembaruan penelitian dan publikasi, pembaruan pengabdian masyarakat, serta pembaruan peran dosen dan guru besar.
Guru Besar STIE Muhammadiyah Jakarta Haryono Umar mengatakan pemerintah jangan menciptakan ketakutan pada PT,. Justru pemerintah harus berperan untuk menyediakan kondisi yang emmapukan PT di negeri ini berkontribusi dalam menghasilkan pemikiranpemikiran bagi persoalan dan tantangan bangsa. (ELN)
Source: https://kompas.id/baca/lain-lain/2017/03/31/perguruan-tinggi-perlu-berperan-dalam-pertumbuhan-ekonomi-dengan-inovasi/